Sabtu, 16 Juni 2012

Wereng Coklat ( Brown plant hopper-BPH )


Gejala Hopperburn
          
              Wereng coklat ( Nilaparvata lugens (Stal)) menjadi hama utama untuk tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Hal ini merupakan konsekuensi dari sistem intensifikasi padi ( varietas unggul, pemupukan N dosis tinggi, dsb ). Serangan Wereng Coklat dapat terjadi pada semua fase pertumbuhan dan dapat menurunkan hasil padi hingga terjadi puso ( gagal panen ) tergantung dari tingkat serangannya. Selain itu Wereng Coklat merupakan vektor dari penyakit Virus Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa.

              Gejala serangan hama ini terliha pada rumpun-rumpun padi yang mulai menguning daunnya dan kemudian mengering dengan cepat (seperti terbakar) atau dikenal dengan istilah hopperburn. Hal ini terjadi karena hama menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkut tanaman padi. Gejala hopperburn terlihat seperti benuk lingkaran-lingkaran yang akhirnya meluas ke segala arah.

         Pencegahan serangan hama ini dapat dengan menggunakan beberapa varietas tahan, tanam jarang dan rotasi tanaman. Sedangkan untuk pengendaliannya dapat menggunakan insektisida dengan bahan aktif imidakloprid, amitraz, bupofresin, karbofuran, dsb atau penggunaan agensi hayati Beuveria bassiana.


Kamis, 14 Juni 2012

Penggerek Batang ( stem borer )

Penggerek Batang ( stem borer )
Terdapat beberapa jenis penggerek batang yaitu antara lain :
a.       Scirpophaga incertulas ( penggerek batang kuning )
b.      Scirpophaga innotata ( penggerek batang putih )
c.       Chilo suppressalis ( penggerek batang bergaris )
 
Penggerek batang termasuk dalam jenis hama yang harus diwaspadai pada tanaman padi karena sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Di lapang, keberadaan hama ini ditandai dengan kehadiran ngengat, kematian tunas-tunas padi atau yang lebih dikenal dengan nama “sundep” ( dead heart ), kematian malai atau yang dikenal dengan nama “beluk” ( white head ) dan ulat penggerek batang.
 Hama ini dapat merusak tanaman pada semua fase tumbuh, baik pada saat pembibitan, fase anakan, maupun fase berbunga ( premordia ). Jika serangan terjadi pada pembibitan hingga fase anakan maka hama ini disebut sundep dan sebaliknya jika terjadi pada saat fase premordia disebut beluk.
 Hingga saat ini belum ada varietas yang tahan terhadap penggerek batang. Oleh karena itu gejala serangan hama ini harus diwaspadai terutama pada musim penghujan. Penentuan waktu tanam yang tepat merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan hama ini tindakan pengendalian harus dilakukan ketika 10% atau lebih menunjukkan gejala sundep ataupun beluk.
Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan agensi hayati atau menggunakan insektisida kimia. Penggunaan parasitoid Trichogramma adalah contoh agensi hayati yang dapat digunakan untuk mengendalikan penggerek batang. Sedangkan insektisida yang dapat digunakan adalah yang berbahan aktif karbofuran, bensultap, karbosulfan, dimehipo, amitraz dan fipronil.